BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 13 Februari 2012

BAU NAMUN NIKMAT

“Ka... Raka...” terdengar suara Ibu memanggil-manggil. “ia, Bu!” jawab Raka sambil berlari menghampiri Ibunya “bawa kesini pakaian yang akan kamu bawa nanti! Biar Ibu rapihkan” ucap Ibu. “ia Bu..” Raka pun kembali ke kamarnya untuk mengambil pakaian. Hari ini Raka, Ibu, dan Ayah Raka akan mengunjungi rumah saudaranya yang berada di luar kota.
Muhamad Razka namanya, namun Ibu dan Ayahnya memanggilnya Raka. Katanya sih biar ga ribet. Raka ini anak sulung dari Pak Dudi dan Ibu Eti dan Kini usianya baru enam tahun. Ia senang sekali bermain game....
Mobil melaju masuk gerbang tol menuju luar kota... Setelah keluar dari jalan tol.  mobil pun mulai melewati Jalan berliku, bukit-bukit yang hijau sungguh sangat Raka nikmati. “Waah, di Jakarta ga da yang kaya gini ya Bu?” tanya Raka pada Ibunya. “ia, apalagi nanti kalau kita sudah sampai di rumah mang Rudi  kamu pasti suka deh!” jawab Ibu. Mobil yang dikemudikan Ayah pun berhenti sejenak di Rumah makan yang terletak di pinggir jalan. “kenapa berhenti yah?”tanya Raka dengan heran. “kita makan dulu, di sini makanannya enak loh!” ujar ayah. Dengan rasa penasaran Raka segera turun dari mobil dan memasuki Restoran itu. Raka sangat heran saat iya melihat ke dalam tempat itu, saat Ayah iba-tiba mengambil piring yang tersusun “Bu ko ayah ngambil sendiri?” tanya Raka dengan penasaran. “ia, sayang memang di sini aturannya seperti ini, kita ngambil sendiri nanti di ujung meja sana bayarnya. Ini namanya perasmanan” jawab Ibu dengan senyumannya. “oh, gitu ya Bu” Raka pun bergegas mengambil piring. Ia mengambil sedikit-sedikit semua makanan yang tersaji. Saat sampai di bale, Ayah pun tertawa memperhatikan makanan yang di pilih oleh Raka. “kenapa yah? Ko tertawa?” Raka sangat heran kepada Ayahnya. “gak apa-apa ka, memangnya kamu suka Jengkol?” jawab Ayah masih tertawa. “jengkol itu apa yah? Yang mana?” tanya ia sambil menyodorkan makanannya. “itu yang bulat-bulat gepeng di kecapin, kamu coba saja enak ko!” jawab Ayah. Raka pun langsung melahap semua makanannya “jengkol enak ko yah” ucap Raka sambil terus melanjutkan makan.
Perjalananpun di lanjutkan...”bau, apa sih ini?” ucap Raka. Ia pun sangat terganggu dengan bau itu. “ haah..haah” ia pun mencium bau mulutnya, “Ibu ko mulut aku bau ya?” tanya Raka pada ibunya. “masa sih, bau apa ?” jawab Ibu yang langsung memperhatikan Raka. “gak tau bu.”Raka pun gelisah karena bau yang keluar dari mulutnya. Ayah pun langsung menjelaskannya pada Raka “Tadi kan kamu habis makan jengkol ka, jadi bau mulutnya bahkan nanti kalau kamu pipis pun akan bau jengkol” jelas Ayah. “masa habis makan jengkol bau sih, emang kenapa ko jengkol itu bau yah?” tanya Raka. Ayah pun menjelaskan kembali kepada Raka “ jadi, Penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino dan gas H2s yang terkenal sangat bau terkandung di dalam biji jengkol, tapi jengkol juga kaya vitamin loh!” jelas Ayah sambil terus mengemudikan mobilnya. Raka pun sangat kesal dengan bau mulutnya itu. Akhirnya Ibu memberinya permen agar bau di mulutnya sedikit hilang.
“Wah kita sudah mau sampai!” ucap Ayah berteriak. “aah, ayah ini mengagetkan kami saja” ujar Ibu sambil mengelus-elus dadanya. Kini mereka berada di daerah Cikuda- Sumedang, Jawa Barat. Mereka pun sampai di rumah Mang Rudi, ia adalah paman dari Raka atau adik dari Ayah Raka. “assalamualaikum” ucap Raka, Ayah, dan Ibu serempak. “waalaikumsalam” jawab seorang anak kecil dan segera berteriak memanggil ayahnya di dalam rumah “ Ayah ada Uwa sama a’Raka”. Ya ternyata yang membukakan pintu adalah Faiz anak mang Rudi yang berusia tujuh tahun. Mereka berpelukan melepas rindu. “hayo masuk a” Mang Rudi pun mempersilahkan keluarga Pak Dudi untuk masuk.
Pak Dudi sedang asyik berbincang-bincang dengan Mang Rudi dan Ibu sedang membantu Bi Ela memasak di dapur, sedangkan Raka sangat asyik bermain dengan Faiz. Faiz mengajak Raka ke kandang kambing yang terletak di belakang rumah. Raka sangat senang sekali karena ia tidak pernah melihat ini di Jakarta. Mereka memberi makan kambing-kambing...”hayu a’ urang uwih?” ajak Faiz.”ahh Faiz kamu ini ngomong apa sih, aku ga ngerti!” jawab Raka. Memang Faiz kurang lancar menggunakan Bahasa Indonesia, mungkin karena Bahasa yang digunakannya sehari-hari adalah Bahasa Sunda. Mereka pun kembali ke rumah, saat sampai di rumah Raka pun mendengar suara KRIK..KRIK... “suara apa itu?” tanya Raka, “oh, itu suara Tongeret a’ ” jawab Faiz. “Tongeret itu apa sih?” Raka pun masih sangat bingung. Ayah segera memberi penjelasan pada Raka “ Tongeret itu sejenis kumbang, yang biasa ada di pohon-pohon besar ka” Jelas Ayah. “aku mau lihat yah, gimana caranya?” ujar Raka yang masih penasaran. “ya mana bisa liatnya susah atuh!” jawab Faiz sambil tertawa. “ayo..ayo kita makan dulu” ucap Bi Ela dengan membawa mangkuk yang berisi sayur. Mereka pun segera duduk di atas tikar yang sudah tergelar. “apa ini?” tanya Raka. “ini itu jengkol ka!” jawab Faiz. “yang membuat mulut bau itu ya? Ah aku ga mau!” ucap Raka yang sepertinya masih kesal. “iya, tapi enakko, mantap! Apalagi di cocol sambel, emmmhh” Faiz pun merayu Raka. “ ia sih enak tapi kan bau” ujar Raka. “ya, sehabis makan kamu minumnya teh pait atau makan timun nanti ga bau deh” Faiz pun memberi penjelasan pada Raka. Akhirnya Raka memakan Jengkol dan mengikuti saran yang di berikan oleh Faiz. Karena hari sudah malam mereka pun beristirahat dan tertidur, malam itu Raka merasa sangat kedinginan walaupun ia sudah memakai selimut yang sangat tebal.
Hari ini Faiz mengajak Raka bermain ke kebun yang berada tidak jauh dari rumah. banyak hal-hal yang aneh di temui oleh Raka mungkin karena ia tidak pernah melihat itu semua di rumahnya. Faiz memperkenalkan Raka pada teman-temannya. Seperti biasa Faiz dan teman-temannya selalu bermain di kebun atau bermain bola. Tapi kali ini mereka akan membantu ali mengambil buah cecendet. Raka pun sangat bersemangat. Selesai mengambil cecendet mereka pun bermain ucing sumput atau bisa di bilang petak umpet, Raka pun sangat senang, sesekali mereka berganti permainan seperti bermain gatrik dan enggrang. Raka sangat kesulitan saat bermain enggrang dan gatrik karena ia tidak mengerti permainan ini.
Matahari pun semakin terik namun angin tetap sejuk. Faiz mengajak Raka untuk pulang ke rumah karena perutnya sudah lapar. “urang uwih heulanya?”Faiz pun berpamitan pada teman-temannya... Raka mengambil gamenya yang ia taruh di dalam tasnya. Raka pun menawarkan Faiz bermain game bersamanya, namun Faiz hanya memperhatikan Raka saja, karena ia tidak pernah bermain game seperti ini. “saya mah ga ngerti maennya juga!” ucap Faiz, “sini aku ajari!” Raka pun memberi tahu bagaimana cara bermain game d PSP itu. Lama-kelamaan Faiz pun mulai mengerti dan ia terus mencobanya. Ibu Faiz pun datang dengan membawa Nasi yang di taruh di bakul. Mereka pun segera mencuci tangan dan lalu makan-makanan yang baru Ibu Faiz siapkan.. Makanan pun telah habis kini saatnya mereka tidur siang..
“Faiz..Faiz.. urang ngaji yuk” terdengar suara yang memanggil Faiz di depan rumah. ya, ternyata mereka teman-teman Faiz yang mengajak Faiz mengaji. Ternyata Faiz sudah bersiap-siap berangkat bersama teman-temannya. Raka pun mendengar suara itu, ia terbangun dari tidurnya dan ingin ikut mengaji bersama Faiz dan teman-temannya, karena Raka harus mandi dan mengganti pakaiannya. Mereka pun menunggu Raka dahulu. Akhirnya mereka pun pergi mengaji. Untuk sampai di rumah Pak Ustad mereka harus melewati sawah-sawah dan perkebunan. Sampailah mereka di rumah Pak Ustad. Ternyata sudah banyak teman-teman lainnya yang sudah berada di sana. “Saha eta iz?” tanya Pak Ustad. “eta Raka Abi, anakna Uwa Dudi” ucap Faiz. “oh, mana Ayah kamu?” tanya Pak Ustad kepada Raka. Raka pun menjawab dengan sedikit malu-malu “ada di rumah mang Rudi pak ustad”. Ngaji pun telah selesai mereka berpamitan pada Pak Ustad. Pak Ustad menitipkan pesan pada Raka “ Salam untuk Ayahmu ya, bilang suruh main kerumah Abi”, Raka Pun hanya Tersenyum.
Mereka pun kembali menyusuri kebun-kebun dan jalan setapak di tengah sawah. Saat melewati Kebun Raka sangat terkejut dengan Pohon yang buahnya menurutnya bagus, berkumpul seperti anggur. “a’ Pohon Apa itu?” Raka pun menanyakan pada Ace teman Faiz. Ace pun menjelaskannya pada Raka “itu pohon Jengkol Rak!” jelas Ace. “jengkol yang bau itu? Oh seperti itu pohonnya bagus ya, aku jadi tau sekarang pohon jengkol”, “Iya” jawab Ace. Raka pun sudah tidak penasaran lagi tentang jengkol kini dia sudah mengetahui banyak tentang jengkol dari pohonnya hingga manfaatnya bahkan ia pun sudah mulai tau bagaimana cara menghilangkan bau mulut sehabis makan jengkol. Di tengah Perjalanan Raka pun mendengar suara Krik,,krik.. di atas pohon besar. “itu suara tongerit ya iz” tanya raka tentang suara itu. “hahahaha Raka-Raka” teman-teman Faiz pun menertawakannya, Raka hanya terdiam menahan malu. Ace pun menjelaskan lagi kepada Raka memang Ace yang paling besar di antara teman-teman Faiz yang lain. “Raka itu bukan Tongerit tapi Tongeret, binatang itu selalu ada di pohon-pohon besar” ucap Ace yang menjelaskan pada Raka. “Oooh, aku salah ucap, makanya mereka menertawakanku”Ujar Raka sambil menahan malu. Mereka berlari-lari di jalan setapak tengah sawah, namun sungguh kasihannya Raka maksud ia ingin mengejar Ami yang berlari paling depan Ia malah terpeleset kedalam sawah, ia pun pulang dengan baju yang sangat kotor dan penuh lumpur.

0 komentar: